Sikap
tubuh yang kurang tepat dapat memengaruhi postur tubuh. Bila didiamkan atau
tidak mendapat penanganan yang semestinya dapat menyebabkan kelainan pada
tulang belakang. Namun, ragam kelainan yang ditimbulkan tentunya berbeda-beda,
yakni dapat berupa skoliosis (kelengkungan tulang belakang yang abnormal ke
arah samping), lordosis atau kyphosis (tulang belakang yang membengkok dan
kelihatan bongkok dari arah samping).
Berikut beberapa sikap tubuh yang sebaiknya
dihindari:
1. Posisi duduk membungkuk
Kebiasaan duduk
membungkuk yang membuat anak merasa nyaman dengan posisi tersebut. Atau dapat
pula terjadi karena pemakaian kursi yang tidak ergonomis. Kemungkinan lain,
kursi yang digunakan lebih tinggi dibanding mejanya hingga anak akan
membungkukkan badannya saat menulis. Meja yang terlalu rendah juga akan memaksa
anak duduk membungkuk saat menulis ataupun kala melakukan aktivitas di meja
tersebut.
Bila kebiasaan ini
dibiarkan dapat memunculkan ketegangan otot pada wilayah leher dan punggung
yang berujung pada keluhan rasa pegal-pegal atau kaku. Bila keluhan ini
dibiarkan dalam waktu lama dapat menyebabkan terjadinya kyphosis. Untuk
mengoreksinya (bila tergolong ringan), dapat dilakukan dengan latihan guna
memperbaiki postur tubuh sekaligus menguatkan otot. Di samping melakukan senam
untuk mendukung penguatan otot di sekitar wilayah punggung dan bahu. Sedangkan
bila tergolong berat perlu dilakukan operasi.
2. Posisi duduk miring
Kursi yang tidak
ergonomis atau ketinggian kursi yang tidak sama dapat menyebabkan anak duduk
dengan kemiringan tertentu. Bila berlangsung terus-menerus, lambat laun
akhirnya membentuk jadi kebiasaan. Otot-otot dan tulang belakangnya dipaksa
bekerja ekstrakeras untuk melakukan penyesuaian dengan posisi tubuh. Akibatnya,
terjadilah ketegangan otot. Jadi wajar, bila muncul keluhan rasa kaku atau
pegal di wilayah punggung dan pinggang karena otot-otot yang tegang.
Bila posisi ini
berlangsung terus-menerus dapat menyebabkan kelainan postur yang dikenal dengan
nama skoliosis. Namun, bila bengkoknya kurang dari 20 derajat cukup dilakukan
senam untuk menguatkan otot dan pembentukan postur. Sedangkan bila tergolong
skoliosis menengah, perlu dibantu alat dan bila tergolong berat harus
dioperasi.
3. Membawa beban berat
Membawa beban yang
berat pada satu sisi, misalnya, membawa tas pada bahu kanan terus-menerus juga
dapat menimbulkan ketegangan otot di wilayah bahu kanan. Ditandai dengan rasa
pegal-pegal atau kaku, nyeri pada wilayah tersebut. Bahkan, bila kondisi ini
berlangsung terus-menerus dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan terjadinya
perubahan postur meski bukan selalu skoliosis.
Bila perubahan postur
tersebut sampai mengakibatkan bahu tinggi sebelah, kepala menjadi miring dan
panggul tinggi sebelah maka perlu melakukan pemeriksaan rontgen. Bila diketahui
tulang belakangnya melengkung hingga membentuk huruf "S", maka dapat
dinyatakan menderita skoliosis. Langkah selanjutnya, tinggal menentukan derajat
kemiringan lengkungan tersebut guna menentukan terapi atau tindakan yang harus
dilakukan.
4. Menulis sambil tiduran
Posisi menulis sambil
tiduran di lantai dapat menyebabkan keluhan nyeri pada leher, bahu, dan punggung
karena ketegangan otot kendati tidak sampai menyebabkan skoliosis. Akan tetapi,
bila posisi tiduran, tengkurap, atau sikap duduk yang salah dibiarkan
terus-menerus dan membentuk kebiasaan dapat berdampak buruk pada kesehatan.
Posisi tengkurap, contohnya, akan menekan dada dan juga paru-paru yang berarti
akan menghambat sirkulasi oksigen. Padahal, kelancaran pasokan oksigen sangat
diperlukan otak dalam berkonsentrasi. Akibat lainnya adalah mudah mengantuk.
Selain itu, posisi tiduran atau tengkurap juga menyebabkan jarak pandang mata
dan buku pelajaran menjadi lebih dekat sehingga kurang baik untuk kesehatan
mata.