Pengertian Kalimat
Kalimat
adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri
dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang
mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan.
Pola Dasar Kalimat Bahasa Indonesia
Kalimat
dasar ialah kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum
mengalami perubahan. Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti
penambahan keterangan kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek,
ataupun pelengkap. Kalimat dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe sebagai
berikut.
2.3.1 Kalimat
Dasar Berpola S P
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur
subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja,
kata benda, kata sifat, atau kata bilangan.
2.3.2 Kalimat
Dasar Berpola S P O
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. subjek berupa nomina
atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina
atau frasa nominal.
2.3.3 Kalimat
Dasar Berpola S P Pel.
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa
nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat,
dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva. Misalnya:
Anaknya / beternak / ayam.
S
P
Pel.
2.3.4 Kalimat
Dasar Berpola S P O Pel.
Subjek
berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek
berupa nomina atau frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa
nominal. Misalnya:
Dia / mengirimi / saya / surat.
S
P
O
Pel.
2.3.5 Kalimat
Dasar Berpola S P K
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur
keterangan karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau frasa
nominal, predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa
berpreposisi. Misalnya:
Mereka / berasal / dari Surabaya.
S P
K
2.3.6 Kalimat
Dasar Berpola S P O K
subjek
berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba intransitif, objek
berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
2.3.7 Kalimat
Dasar Berpola S P Pel. K
Subjek
berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata
sifat, pelengkap berupa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa
berpreposisi. Misalnya :
Ungu / bermain / musik / di atas panggung.
S P
Pel.
K
2.3.8 Kalimat
Dasar Berpola S P O Pel. K
subjek
berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek
berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa nominal,
dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Dia / mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan.
S
P
O
Pel. K
2.4 Jenis Kalimat
• Berdasarkan Pengucapan
Kalimat
dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1.
Kalimat Langsung
Kalimat langsung
adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat ini biasanya
ditandai dengan tanda petik dua (“….”) dan dapat berupa kalimat tanya atau
kalimat perintah.
2.
Kalimat Tak Langsung
Kalimat tak langsung
adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan orang lain.
Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua dan sudah
dirubah menjadi kalimat berita.
•
Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal)
Kalimat dapat
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1.
Kalimat Tunggal
Kalimat
tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu
subjek dan satu predikat. Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud adalah:
*
KB + KK (Kata Benda + Kata Kerja)
Contoh:
Victoria bernyanyi
. S P
* KB + KS (Kata Benda + Kata Sifat)
. S P
* KB + KS (Kata Benda + Kata Sifat)
Contoh:
Ika sangat rajin
. S P
. S P
* KB + KBil (Kata
Benda + Kata Bilangan)
Contoh:
Masalahnya seribu satu.
. S P
Kalimat tunggal dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
. S P
Kalimat tunggal dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1.
Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa
kata benda.
Contoh: Saya siswa
kelas VI.
2.
Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.
Contoh:Adik bernyanyi.
Contoh:Adik bernyanyi.
2. Kalimat Majemuk
Kalimat
majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan
baik kordinasi maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 3
jenis, yaitu:
1.
Kalimat Majemuk Setara (KMS)
Kalimat
ini terbentuk dari 2 atau lebih kalimat tunggal dan kedudukan tiap kalimat
sederajat.
* KMS Penggabungan. Dua atau lebih kalimat
tunggal yang dihubungkan oleh kata dan atau serta.
Contoh:- Kami
mencari bahan dan mereka meramunya.
*
KMS Pertentangan. Dua kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata tetapi,
sedangkan, namun, melainkan. Kedua kalimat tersebut menunjukkan hubungan
pertentangan.
Contoh:- Bukan saya
memecahkan gelas itu, melainkan kakak.
*
KMS Pemilihan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata atau.
Contoh:- Makalah ini
harus dikumpukan besok atau minggu depan.
*
KMS Penguatan. Dua atau lebih kalimat tunggal dihubungkan dengan kata bahkan.
Contoh:- Pencuri itu
tidak hanya dipukuli oleh masa, bahkan dia disiksa dengan sadis.
*
KMS yang dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh
kata lalu dan kemudian, untuk menandakan suatu kejadian yang berurutan.
Contoh:- Mula-mula
disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SD, kemudian disebutkan nama-nama
juara melukis tingkat SMP.
2.
Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB)
Kalimat
majemuk setara terdiri atas satu suku kaliamat bebas dan satu suku kalimat yang
tidak bebas. Kedua kalimat tersebut memiliki pola hubungan yang tidak
sederajat. Bagian yang memiliki kedudukan lebih penting (inti gagasan) disebut
sebagai klausa utama (induk kalimat). Bagian yang lebih rendah kedudukakannya
disebut dengan klausa sematan (anak kalimat).
Ada beberapa penanda
hubungan / konjungsi yang dipergunakan oleh kalimat majemuk bertingkat, yaitu:
1.
Waktu : ketika, sejak
2.
Sebab : karena, Oleh karena
itu, sebab, oleh sebab itu
3.
Akibat : hingga, sehingga,
maka
4.
Syarat : jika, asalkan,
apabila
5.
Perlawanan : meskipun, walaupun
6.
Pengandaian : andaikata, seandainya
7.
Tujuan : agar, supaya, untuk,
biar
8.
Perbandingan : seperti, laksana, ibarat,
seolah-olah
9.
Pembatasan : kecuali, selain
10.
Alat : dengan+ katabenda:
dengan tongkat
11.
Kesertaan : dengan+ orang
Contoh:- Walaupun
komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, para hacker masih dapat
mengacaukan data-data komputer itu.
- Induk kalimat:
Para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.
- Anak kalimat:
Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern.
3.
Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk
campuran terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat
atau kebalikannya.
Contoh:- Karena hari
sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.
KMS: Kami berhenti dan langsung pulang.
KMS: Kami berhenti dan langsung pulang.
KMC: Kami berhenti
karena hari sudah malam.
-
Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.
KMS:
Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja.
KMB:
Mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.
• Berdasarkan Isi atau Fungsinya
Kalimat
dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:
1. Kalimat
Perintah
Kalimat
perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain
untuk melakukan sesuatu.
*
Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah.
*
Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan.
*
Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan.
2. Kalimat Berita
Kalimat
berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu.
*
Kalimat berita kepastian
Contoh
: Nenek akan datang dari Bandung besok pagi.
*
Kalimat berita pengingkaran
Contoh
: Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu.
*
Kalimat berita kesangsian
Contoh
: Bapak mungkin akan tiba besok pagi.
*
Kalmat berita bentuk lainnya
Contoh
: Kami tidak taahu mengapa dia datang terlambat.
3. Kalimat
Tanya
Kalimat
tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau reaksi
(jawaban) yang diharapkan. Contoh:- Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai
dengan disainnya?
4. Kalimat
Seruan
Kalimat
seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapakan perasaa ‘yang kuat’
atau yang mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai dengan intonsi yang tinggi
dalam pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam
penulisannya.
Contoh:-
Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.
• Berdasarkan Unsur Kalimat
Kalimat
dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat
Lengkap
Kalimat
lengkap adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri dari satu buah subyek
dan satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat lengkap.
Contoh :- Mahasiswa berdiskusi di dalam
kelas.
S P
K
2. Kalimat
Tidak Lengkap
Kalimat
tidak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna karena hanya memiliki subyek
saja, atau predikat saja, atau objek saja atau keterangan saja. Kalimat tidak
lengkap biasanya berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban,
seruan, larangan, sapaan dan kekaguman.
Contoh:-
Selamat sore
- Silakan Masuk!
• Berdasarkan Susunan S-P
Kalimat
dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Inversi
Kalimat inversi adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjeknya. Kalimat ini
biasanya dipakau untuk penekanan atau ketegasan makna.
Contoh:- Ambilkan koran di atas kursi itu!
P
S
2. Kalimat Versi
Kalimat versi adalah kalimat yang susunan dari unsur-unsur kalimatnya sesuai dengan
pola kalimat dasar bahasa Indonesia (S-P-O-K).
Contoh:-
Penelitian ini dilakukan mereka sejak 2 bulan yang lalu.
S
P O K
-
Aku dan dia bertemu di cafe ini.
S
P K
• Berdasarkan
Bentuk Gaya Penyajiannya (Retorikanya)
Kalimat
dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
1. Kalimat Yang
Melepas
Kalimat
yang melepas terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh unsur
utama (induk kalimat) dan diikuti oleh unsur tambahan (anak kalimat). Unsur
anak kalimat ini seakan-akan dilepaskan saja oleh penulisnya. Jika unsur anak
kalimat tidak diucapkan, kalimat itu sudah bermakna lengkap.
Contoh;-
Semua warga negara harus menaati segala perundang-undangan yang berlaku agar
kehidupan di negeri ini berjalan dengan tertib dan aman.
2. Kalimat yang Klimaks
Kalimat
klimaks terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh anak
kalimat dan diikuti oleh induk kalimat. Kalimat belum dapat dipahami jika hanya
membaca anak kalimatnya. Sebelum kalimat itu selesai, terasa masih ada sesuatu
yang ditunggu, yaitu induk kalimat. Oleh karen itu, penyajian kalimat ini
terasa berklimaks dan terasa membentuk ketegangan.
Contoh:- Setelah 1.138 hari disekap dalam sebuah ruangan akhirnya tiga sandera warga negara Prancis itu dibebaskan juga.
Contoh:- Setelah 1.138 hari disekap dalam sebuah ruangan akhirnya tiga sandera warga negara Prancis itu dibebaskan juga.
3. Kalimat yang
Berimbang
Kalimat
yang berimbang disusun dalam bentuk kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk
campuran, Struktur kalimat ini memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan
dituangkan ke dalam bangun kalimat yang simetri.
Contoh:- Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan domestik berlomba melakukan transaksi, dan IHSG naik tajam.
Contoh:- Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan domestik berlomba melakukan transaksi, dan IHSG naik tajam.
• Berdasarkan
Subjeknya
Kalimat dapat dibedakan
menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kaliamat Aktif
Kalimat
aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan/tindakan. Kalimat
ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan me- dan ber-.
Predikat juga dapat berupa kata kerja aus (kata kerja yang tidak dapat dilekati
oleh awalan me–saja), misalnya pergi, tidur, mandi, dll (kecuali makan dan
minum).
Contoh:- Mereka akan
berangkat besok pagi.
Kalimat aktif
dibedakan menjadi 2, yaitu:
1.1 Kalimat Aktif Transitif
Kalimat aktif
transitif adalah kalimat yang dapat diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat
pada kalimat ini biasanya berawalam me- dan selalu dapatt dirubah menjadi
kalimat pasif.
Contoh:Eni
mencuci piring.
S P O
1.2 Kalimat Aktif Intransitif
Kalimat aktif intransitif adalah
kalimat yang tidak dapat diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat pada
kalimat ini biasanya berawaln ber-. Kalimat yang berawalan me- tidak diikuti
dengan O1. Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kalimat pasif.
Contoh:-
Mereka berangkat minggu depan.
S P K
1.3 Kalimat Semi Transitif
Kalimat
ini tidak dapat dirubah menjadi kal pasif karena disertai oleh pelengkap bukan
objek.
Contoh: Dian kehilangan pensil.
S P Pel.
2. Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai
pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja
berawalan di- dan ter- dan diikuti oleh kata depan oleh.
Kalimat pasif dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
2.1
Kalimat Pasif Biasa
Kalimat pasif ini biasanya diperoleh dari kalimat aktif
transitif. Predikat pada kalimat ini berawalan di-,ter-,ke-an.
Contoh:Piring dicuci Eni.
. S
P O2
2.2
Kalimat Pasif Zero
Kalimat pasif zero adalah kalimat yang objek pelakunya(O2)
melekat berdekatan dengan O2 tanpa disisipi dengan kata lain. Predikat pada
kalimat ini berakhiran -kan dan akan terjadi penghilangan awalan di-.
Predikatnya juga dapat berupa kata dasar berkelas kerja kecuali kata kerja aus.
Kalimat pasif zero ini berhubungan dengan kalimat baku.
Contoh:Ku pukul adik.
.
O2 P S